Mengubah udara menjadi air di gurun tandus bukan lagi sekedar mimpi


Bagaimana cara mengubah Udara menjadi air?


Teknologi mengubah Udara menjadi air semakin berkembang
Air adalah kebutuhan sehari-hari yang sangat penting untuk menunjang kehidupan. Hampir seluruh makhluk hidup tidak dapat bertahan lama hidup tanpa air.
Banyak pula daerah-daerah di Bumi ini yang masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, atau membersihkan pakaian.

Dengan berkembangnya teknologi, beberapa orang berusaha untuk menyelesaikan permasalahaan ini. Saah satunya adalah sebuah tim dari University of California Berkeley yang berhasil menemukan alat yang dapat mengubah udara di gurun yang gersang menjadi air bersih yang dapat diminum tanpa menggunakan bahan bakar eksternal.

Para peneliti ini awalnya menggunakan bubuk zirkonium yang oleh mereka disebut Meta-organic framework 801 (MOF-801) dalam penelitiannya. Akan tetapi, bahan ini cukup mahal untuk diproduksi masal dan kurang effisien pula dalam penggunaannya.

Desain MOF-801 yang berbasis zirkonium ini, telah diuji di padang gurun Arizona, alat ini mampu menghasilkan sekitar 100 mililiter air per kilogram serbuk.
Namun, para peneliti ini berhasil membuat mengubah desain alat ini menjadi lebih murah dan effisien dengan menggunakan alumunium sebagai basis alatnya.

Desain baru ini diberi nama MOF-303. Dimana desain baru ini dapat menangkap air dua kali lipat desain sebelumnya dan memiliki harga seratus kali lebih murah dari zirconium. Alat ini mampu untuk menghasilkan sekitar 400 mililiter air per kilogram serbuk.

Bagaimana cara kerja teknologi pengubah Udara menjadi air ini?
Peng-ekstrak-kan udara menjadi air ini menggunakan bubuk MOF. Dimana bubuk MOF ini akan berperan seperti spon yang menyimpan air.

Satu gram bubuk MOF dapat digunakan untuk mengcover luas lapangan sepakbola.
Untuk dapat mendapatkan air, dibuatkan box khusus yang terisolasi untuk menampung uap air yang dihasilkan oleh MOF.

Perangkat ini digunakan di malam hari, karena pada saat malam udara lebih kaya akan kandungan air, sehingga Bubuk MOF dapat menyimpan lebih banyak air.
Pada siang hari ketika kelembaban relatif  turun hingga 10 persen atau kurang, box  yang terisolasi ini ditutup dan aerogel akan ditempatkan di atas bubuk MOF untuk menyerap panas dari matahari.

Bubuk MOF yang telah dipanaskan ini lalu didinginkan dengan kondeser untuk mengembunkan uap.
Uap tersebut lalu dikumpulkan dan di “panen” untuk menjadi air yang siap diminum.

Dalam penemuan ini tentu saja masih banyak kekurangan salahsatunya jumlah air yang dihasilkan masih terlalu sedikit untuk diproduksi secara masal.
Akan tetapi ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna kedepannya. 

Penelitian lainnya..
Selain University of California Berkeley, ada pula peneliti dari University of Newcastle yang mememilki project yang sama untuk menghasilkan air dari udara tanpa bahan bakar eksternal.

Dipimpin oleh Professor Behdad Moghtaderi, penelitian ini memilki konsep yang kurang lebih sama dengan para peneliti dari University of California Berkeley. Hanya mereka menggunakan tenaga surya untuk menggerakkan fan dan kondeser pada alat mereka.

Dengan adanya kipas alat ini tidak tergantung pada aliran udara pasif yang ada di alam seperti alat MOF-303.
Dalam penelitiannya Professor Behdad Moghtaderi memilki  tujuan yang sangat besar yaitu ia ingin menghasilkan 500 megaliter air dalam sehari emnggunakan alat buatannya untuk membantu krisis air di dunia ini.

Well, semoga para peneliti ini dapat menyempurnakan penemuan mereka,, sehingga air bersih bukan lagi masalh utama di sebagian besar daerah di dunia ini.


No comments

Powered by Blogger.