Utamakan Sesama Bukan Diri Sendiri



Hidup ini hanyalah sementara, ternyata hidup di dunia ini hanya sekali., kemana kita akan pergi ketika raga ini sudah tak mampu. Hal sepele yang katanya semua orang sudah tau tapi tetap acuh tak mau tau. Hidup asal hidup tak peduli dengan sekitarnya.

Masih belajar untuk memahami arti hidup, masih belajar untuk memahami arti dunia. Ada manusia, hewan, dan tumbuhan. Kita Manusia adalah yang berkuasa atas bumi. Manusia pertama adalah Adam dan kita merupakan keturunanya, ya saya dan kamu satu darah. Alangkah indahnya ketika kita yang sama, bila bisa hidup damai dan saling menghargai, menipiskan ego dan menebalkan kepedulian akan sesama.

Jengah melihat kondisi kemarin, saat ini, dan mungkin besok tetap seperti ini, ketika manusia penuh dengan ego untuk dirinya sendiri.

Bila anda bekerja keras, ya anda akan mendapatkan hasilnya. Bila anda bermalas-malasan jangan keluhkan kondisi anda. Bahkan para perebut hak rakyat pun bekerja keras agar aksi mereka tidak diketahui. Mengambil "sedikit" uang untuk kantong pribadi, tak peduli dengan mereka yang masih kesulitan mencari kehidupan.

Sepertinya tidak adil ketika mereka bahagia, tersenyum lebar, bahkan saat aksi mereka tertangkap basah oleh para penegak hukum. Rumah tahanan masih saja mewah karena suap begitu mudah menggoda. Ada yang salah dengan hukum disini, hukum yang tidak memberikan jera hanya memberikan jeda untuk besok beraksi kembali. Lucu ketika mencuri dua batang pohon dapat diberi satu tahun penjara, tetapi mencuri ratusan juta rupiah hanya diberi dua tahun penjara. Apakah ada diantara mereka yang duduk di kursi mahal itu tidak pernah ikut pelajaran matematika, mungkin anda lebih cocok membuat channel youtube dengan konten "alay" dan anda akan memiliki banyak penggemar, itu lebih baik dibanding membuat lelucon dengan mengatakan kalian wakil dari keadilan, wakil dari rakyat, hmm rakyat yang mana? bila kepentingan pribadi yang diutamakan.

Lelucon, lelucon, lelucon, para pejabat, para pemimpin kota, kabubaten, provinsi memang sering meberikan lelucon bagi masyarakat. Saya berharap kalian berhenti membuat lelucon yang membuat muak. Bila kalian ingin menjadi penjabat bagi publik jadilah pejabat yang bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan menjadi pejabat untuk menebalkan kantong pribadi. Banyak orang baik yang sedang duduk di kursi sana (amin), tolong ingatkan teman kalian untuk berhenti bermain-main, bekerjalah lebih sunguh-sungguh untuk saudaramu sesama manusia.

Tidak ada kebaikkan yang sia-sia, mari berikan senyum bahagia bagi semua manusia.
Saya ingin dunia jadi lebih baik, maka semua dimulai dari saya, dimulai dari diri sendiri. Tak pantas sepertinya meneriaki mereka maling , tapi kita tetap melanggar lampu merah, mencotek saat ujian, membuang sampah tidak pada tempatnya. Mari kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Hidup ini hanya sekali, jangan sia-sia kan waktu yang telah diberi.

2 comments:

  1. Ini pembahasannya tentang permasalahan sosial juga ya, mungkin agak sulit memang mengubah kebiasaan buruk. Hidup memang sulit, yang di atas terkadang ga pernah mau melihat ke bawah. Yang miskin makin menderita, yang kaya makin sejahtera. Kayaknya hukum rimba hidup memang tidak bisa dihilangkan ya dari muka bumi.

    ReplyDelete
  2. hehe iya gan,, perhatikan sesama adalh hal yang sangat penting..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.