Apa itu Deep fake ?
Deep fake secara kasar dapat diartikan sebagai kepalsuan yang dalam. Deep fake yang saya tahu terjadi pada suatu video. Bila kalian pernah mencoba aplikasi swap face, deep fake sebenarnya mirip seperti swap face akan tetapi deep fake memiliki hasil yang lebih mulus dan hampir sulit untuk megetahaui keaslian video tersebut. Selain wajah, pada deep fake, suara pun dapat dipalsukan.
Di bawah ini terdapat
sebuah contoh video dari Deep fake..
Youtube/Supasorn Suwajanakorn
Dua video yang berbeda dengan perkataan/ suara yang sama. Dengan deep fake kita bisa mendapatkan orang “asli” dalam video palsu. Bahkan kita dapat mengotrol perkataan apa yang akan keluar dari mulut seseorang dari sebuah video dengan sangat “mulus”. Di bawah ini terdapat sebuah video yang menjelaskan bagaimana deep fake bekerja dan bagaimana proses untuk membuat sebuah deep fake.
Youtube/Matthias Niessner
Bagi saya pribadi deep fake ini bisa dijadikan sebagai
hiburan saja. Tetapi tidak bagi sebuah pemerintahan. Di negara-negara maju sana
seperti Amerika atau Rusia, terungkapnya teknologi deep fake ini menjadi kan kepercayaan
terhadap pemerintah dapat semakin berkurang. Menjadi persoalan adalah apakah teknologi ini
sudah dimiliki oleh badan-badan pemerintahan sebelum terungkap saat ini. BIla
ya, maka ada kemungkinan banyak informasi palsu yang disebarkan oleh
pemerintahan Amerika contohnya untuk mengontrol warganya, atau bahkan untuk
mengontrol dunia.
Bila teknologi ini sudah dimiliki sejak lama, mungkin sebagai
contoh ada kemungkinan video dari interview Osama Bin Laden oleh John Miller
adalah video palsu yang mengunakan deep fake,, Video yang dibuat untuk mengontrol ketakutan
dunia atau warga Amerika khususnya.
Well, itu masih berupa kemungkinan dan opini, kita tak akan pernah tau
sebelum mereka yang terlibat memberikan penjelasan terkait setiap informasi
yang disebarkan.
Segala sesuatu di dunia ini memiliki dampak positif dan
negatif, tinggal bagaimana kita memanfaatkan hal tersebut, dan yang paling
pasti kita harus lebih berhati-hati dalam menerima suatu informasi. Perlu
kajian yang lebih untuk mengetahui informasi tersebut asli atau hanya sekedar
Hoax.
Referensi:www.ABC.net.au
Leave a Comment