
Credit: Technologyreview.com
Kehidupan di luar bumi sudah menjadi topik yang sering dibicarakan dari mulai para scientist hingga para pegiat teori konspirasi.Para scientist mengatakan kehidupan di luar bumi yang paling memungkinkan terdapat di planet Mars, lalu bulan dari Jupiter, Europa, dan juga bulan dari Saturnus, Titan.
Nah, baru-baru ini terdapat satu lagi spekulasi mengenai kehidupan di luar planet bumi yaitu di planet Venus. Namun, kehidupan di planet Venus ini bukan berada di permukaan venus yang sangat panas tetapi berada di atas permukaan planet berjuluk Bintang kejora ini, yaitu di awan planet Venus.
Sebetulnya spekulasi tentang kehidupan di Venus sudah pernah dikemukakan oleh Harold Morowitz and Carl Sagan pada tahun 1967 mengenai kemungkinan kehidupan di awan Venus di area dengan iklim sedang.
Sekarang ini spekulasi ini muncul kembali setelah Profesor Jane Greaves dari Cardiff University bersama timnya menemukan senyawa bernama Fosfina (PH3) yang terdiri dari Fosfor dan Hidrogen di atas permukaan Venus, sekitar 50 Km dari daratan Venus.
Nah, baru-baru ini terdapat satu lagi spekulasi mengenai kehidupan di luar planet bumi yaitu di planet Venus. Namun, kehidupan di planet Venus ini bukan berada di permukaan venus yang sangat panas tetapi berada di atas permukaan planet berjuluk Bintang kejora ini, yaitu di awan planet Venus.
Sebetulnya spekulasi tentang kehidupan di Venus sudah pernah dikemukakan oleh Harold Morowitz and Carl Sagan pada tahun 1967 mengenai kemungkinan kehidupan di awan Venus di area dengan iklim sedang.
Sekarang ini spekulasi ini muncul kembali setelah Profesor Jane Greaves dari Cardiff University bersama timnya menemukan senyawa bernama Fosfina (PH3) yang terdiri dari Fosfor dan Hidrogen di atas permukaan Venus, sekitar 50 Km dari daratan Venus.

Senyawa Fosfina/phosphine (Credit: forbes.com)
Para peneliti menemukan keberadaan Fosfina atau phosphine ini menggunakan James Clerk Maxwell Telescopedari Hawaii dan melakukan konfirmasi ulang menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array di Cili.
Fosfina atau phosphine sendiri di Bumi ini berhubungan erat dengan kehidupan microba yang hidup di usus binatang seperti Pinguin dan juga dapat ditemukan di lingkungan yang memiliki kadar oksigen rendah seperti rawa-rawa.
Di bidang industri phosphine digunakan untuk membuat komponen semikonduktor dimana phosphine didapatkan dengan cara dibuat secara manual industri bukan dari proses alami, karena senyawa phosphine yang sangat beracun ini kadarnya di Bumi sangat rendah.
Keberadaan phosphine di Venus menjadi pertanyaan karena belum diketahui dari mana senyawa ini bisa muncul karena tentu tidak ada pabrik di Venus untuk membentuk phosphine secara sengaja. Maka dari itu muncul spekulasi baru tentang keberadaan microorganisme di Venus yang mampu mengontrol keberadan phosphine di area Awan venus.
Saat ini cukup sulit untuk membuktikan bahwa phosphine dapat terbentuk secara alami dengan kondisi Venus yang 96% atmospherenya adalah karbondioksida yang mengakibatkan planet ini mengalami efek rumah kaca yang sangat luar biasa.
Selain itu, di Venus terdapat banyak Sulfur acid sehingga bila pun terbentuk Fosfor/phosphorus seharusnya yang terbentuk adalah phosphoric acid/phosphate bukan phosphine.

Permukaan Venus yang diambil oleh Soviet Venera-13 (Credit: NASA history office)
Untuk setiap spekulasi tentang kehidupan di luar bumi tentu muncul pro dan kontra. Beberapa ilmuwan seperti Dr William Bainsdari Massachusetts Institute of Technology (MIT) cukup skeptis dengan spekulasi terdapatnya microba di awan Venus.
Menurutnya phosphine di Venus dapat terbentuk dari letusan gunung berapi di Venus, meteor yang masuk ke Venus, atau dari petir di langit Venus. Lalu ia pun mempertanyakan bagaimana microorganisme ini dapat bertahan hidup dan apa yang mereka makan.
Walau begitu hasil observasi dari Prof Greaves ini tetap menjadi penemuan yang menarik dan menambah pengetahuan untuk para peneliti lain.
Menurutnya phosphine di Venus dapat terbentuk dari letusan gunung berapi di Venus, meteor yang masuk ke Venus, atau dari petir di langit Venus. Lalu ia pun mempertanyakan bagaimana microorganisme ini dapat bertahan hidup dan apa yang mereka makan.
Walau begitu hasil observasi dari Prof Greaves ini tetap menjadi penemuan yang menarik dan menambah pengetahuan untuk para peneliti lain.

Ilustrasi probe untuk mengobservasi Venus (Credit: time24.news)
Hasil observasi ini pun mungkin akan menjadi bahan penelitian bagi NASAyang berencana untuk mengunjungi Venus sekitar tahun 2030an mendatang.
Saat ini NASA sedang mempersiapakan design khusus untuk membuat probe yang bisa mngobservasi Venus dari atas permukaan, mereka berencana membuat balon terbang yang dapat mengitari langit Venus sambil mengamati atmosfer dan juga daratan Venus yang dapat dimatai menggunakan teleskop yang akan dibawa oleh “balon” ini.
Namun, para peneliti ini pun tetap mengatakan bahwa ini bukanlah bukti kehidupan di Venus, mereka hanya mengemukakan salah satu kemungkinan yang bisa terjadi dari keberadaan phosphine di langit Venus.
Saat ini NASA sedang mempersiapakan design khusus untuk membuat probe yang bisa mngobservasi Venus dari atas permukaan, mereka berencana membuat balon terbang yang dapat mengitari langit Venus sambil mengamati atmosfer dan juga daratan Venus yang dapat dimatai menggunakan teleskop yang akan dibawa oleh “balon” ini.
Namun, para peneliti ini pun tetap mengatakan bahwa ini bukanlah bukti kehidupan di Venus, mereka hanya mengemukakan salah satu kemungkinan yang bisa terjadi dari keberadaan phosphine di langit Venus.
Well, kehidupan diluar Bumi memang sangat menarik untuk diikuti.. kita nantikan saja bagaimana perkembangan dari penelitian ini..

Referensi:
Wikipedia.org
blogs.sciencemag.org
Nature.com
BBC.com
blogs.sciencemag.org
Nature.com
BBC.com
Leave a Comment